Senin, 29 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #5-1








Sebelumnya



* * *


Catatan :

Sepanjang akhir minggu kemarin, cerbung “Jarik Truntum Garuda” yang sudah terunggah di blog ini saya perbaiki. Tidak ada perubahan isi, hanya pembagian bab dan tanggal unggahnya saja yang berubah sebagai berikut :

Lama ---› baru :

Bab 1 ---› Bab 1-1
Bab 2 ---› Bab 1-2
Bab 3 ---› Bab 2
Bab 4 ---› Bab 3-1
Bab 5 ---› Bab 3-2
Bab 6 ---› Bab 4
Episode hari ini ---› Bab 5-1.

Tanggal unggah berubah menjadi tanggal tayang seharusnya sesuai jadwal Senin-Kamisan

Terima kasih.


* * *


Lima


Entah kenapa, kali ini datangnya akhir minggu disambut dengan riang oleh Kencana. Ketika teringat pada anak-anak manis dan lucu yang sudah menunggu dongengnya seusai misa kedua Minggu pagi, semangatnya menggelembung. Penuh terpompa kembali. Pagi-pagi, ia sudah bangun, mandi, berdandan, dan keluar dari kamar menjelang pukul enam. Jati dan Ndari sudah siap untuk menikmati sarapan. Sapaan manis Kencana mereka sambut dengan hati hangat.

Minggu, 28 Januari 2018

[Cerpen] Cinta Kedua Aleda









"Ayah! Aku pulang!"

Suara renyah itu seketika membuatku menoleh. Baru saja memang ada derum mobil berhenti di depan rumah, tapi aku tak perhatian. Sibuk mencuci mobil di carport. Ternyata ia yang muncul dengan menumpang taksi. Aleda, putri tunggalku dan Arin.

Kamis, 25 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #4








Sebelumnya



* * *


Empat


Pagi yang muram dan berantakan. Dimulai dengan Kencana terlambat bangun, dan mendapati ban mobilnya kempis saat hendak berangkat ke kantor. Ayahnya sudah berangkat lebih dulu dengan mobil satunya, sehingga ia tidak bisa nebeng. Satu-satunya jalan adalah menggunakan ojek online. Tapi mendung yang menggantung begitu tebal di langit membuatnya mengalihkan order pada taksi online.

Senin, 22 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #3-2








Sebelumnya



* * *



Ican...

Alvin mengerjapkan mata. Dari kejauhan, sesekali diarahkannya tatapan pada gadis itu. Sekilas-sekilas. Di tengah acaranya kumpul-kumpul bareng OMK di selasar aula. Pintu aula yang terbuka lebar memberinya akses untuk itu.

Sabtu, 20 Januari 2018

[Fabel] Teledu Tak Tahu Malu








Seekor teledu bernama Mydi yang berbulu indah ingin sekali menjadi kelinci. Ia pun mendekati sekelompok kelinci dan mencoba untuk bertingkah laku seperti kelinci.

Kamis, 18 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #3-1








Sebelumnya


* * *


Tiga


Apakah ‘kembali’ adalah perbuatan yang tepat?

Kencana menggeleng samar. Mau tak mau, percakapannya dengan Nina sore tadi melekat betul di kepalanya.

Senin, 15 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #2










* * *


Dua


Tidak ada yang tiba-tiba, sebetulnya. Semua sudah dimulai sejak bertahun-tahun yang lalu. Kapan tepatnya, Denta sudah lupa. Betapa damai rasa hatinya setiap kali melihat sosok berjubah putih dilapisi kasula[1] dilengkapi semua atributnya, mempersembahkan Misa Kudus. Tapi rasa damai itu terpaksa dipendamnya karena nasib. Nasib sebagai anak bungsu. Harapan satu-satunya sebagai penerus perusahaan keluarga, setelah kakak sulung dan abang tengahnya ‘terlepas dari genggaman’.

Kamis, 11 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #1-2







Sebelumnya


* * *


Jati mengalihkan tatapan dari layar laptop begitu mendengar suara pintu terbuka dan tertutup. Diulasnya senyum ketika melihat siapa yang muncul.

“Sudah mandi?” tanyanya.

Senin, 08 Januari 2018

[Cerbung] Jarik Truntum Garuda #1-1








Satu



Angin berembus sepoi-sepoi, mengantarkan aroma yang begitu khas itu samar-samar ke dalam kamar Kencana. Tanpa menoleh ke arah jendela pun ia sudah tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. Ibu sedang menjemur koleksi jarik[1]-nya di bawah keteduhan kanopi teras belakang. Dan, aroma wangi khas jarik-jarik Ibu itulah yang kini mengelus indera penciuman Kencana.

Selasa, 02 Januari 2018

[Cerpen] Semangkuk Bubur Mutiara










Aku mendesah ketika bel pintu berbunyi nyaring. Baru saja aku duduk di depan laptop untuk memulai pekerjaanku berikutnya setelah urusan rumah selesai. Tapi aku harus tetap membuka pintu, apalagi setelah bel berbunyi untuk kedua kalinya. Maka, kuseret langkahku ke ruang depan. Seketika aku ternganga ketika melihat siapa yang datang bertamu.