Sabtu, 30 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #12





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #11



* * *



Sayup-sayup Rafael mendengar nada dering ponselnya menggema. Tak diacuhkannya bunyi itu. Dan bunyi itu pun berhenti setelah beberapa saat. Tapi ketika dering itu terdengar lagi untuk seri kedua, Rafael terpaksa membuka mata. Dengan malas diraihnya ponsel yang tergeletak di sebelah bantalnya.

Tanpa memeriksa siapa yang menelepon, dia mengucap malas, “Halo...”

Kamis, 28 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #11





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #10


* * *


Adita terpana.

Mama? Rafael menyebut perempuan setengah baya yang sangat cantik itu Mama?

Sedetik kemudian Anna merasa tangan Rafael yang menggenggam tangannya mengetat sedikit demi sedikit. Terasa dingin tiba-tiba. Adita balas meremas tangan itu. Entah kenapa, dia merasa perlu mengalirkan sedikit kekuatan pada Rafael.

Senin, 25 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #10





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #9



* * *



Jemmy menatap Anna dengan kening berkerut. Wajah Anna sama sekali tak sedap dipandang. Terlihat kuyu, pucat, dan lelah.

“Kamu sakit?” tanya Jemmy sambil menyeruput tehnya.

Anna menggeleng. “Kemarin kebanyakan ngopi. Semalem nggak bisa tidur.”

“Bukannya karena mikirin cowok barumu itu?” ada nada jahil dalam suara Jemmy.

Sabtu, 23 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #9





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #8


* * *


Denting bel menggema ringan ketika Steve mendorong pintu pet shop itu. Wajahnya dipenuhi seri dan binar. Ekspresi yang sama seperti wajah anak kecil yang mendapat mainan baru.

Sejenak Steve mengedarkan pandangannya ke seantero ruangan. Hingga dua kali. Tapi yang dicarinya tidak ada. Perlahan dia menghembuskan napas panjang.

Kamis, 21 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #8






Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #7


* * *


Steve mengerutkan keningnya sedetik ketika mobilnya berpapasan dengan mobil Rafael di depan pintu gerbang rumah. Rafael hanya membunyikan klakson dengan ringan, tanpa menurunkan kaca jendelanya. Steve memundurkan sedikit mobilnya sambil balas membunyikan klakson. Rafael pun berlalu begitu saja.

Senin, 18 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #7





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #6



* * *



“Kelihatannya Mas Rafa pulang, Bu,” Muntadi menghentikan mobil yang dikemudikannya di belakang mobil Rafael di garasi.

Lea melongok dari belakang sandaran jok Muntadi. “Wah, iya...,” gumamnya.

Bergegas Lea turun dan mencari anak kesayangannya itu. Di tangga dia berpapasan dengan Tunik.

Minggu, 17 Mei 2015

[Cerpen Stripping] When Will You Marry Me? #4








* * *

“Rid, apa nggak sebaiknya sudut di sana itu ditambahi balon?”

Erid turun dari tangga portable sambil mengikuti arah telunjuk Nino. Ia berpikir sejenak sebelum mengangguk.

“Hm... Iya, Yah. Sebentar saya pompa dulu balon-balonnya.”

“Cukup nggak ya, kira-kira?”

Sabtu, 16 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #6





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #5


* * *


Adita menatap setumpuk uang di hadapannya. Setumpuk uang yang bahkan hingga detik terkini kehidupannya belum pernah dilihatnya. Tiga puluh juta rupiah. Cash. Karena dia tak mau cek.

Ada aliran semangat yang menderas dalam setiap pembuluh darah Adita. Semangat untuk memulai awal yang baru. Semangat untuk membawa Velma pada sebuah kehidupan yang lebih baik.

 

Jumat, 15 Mei 2015

[Cerpen Stripping] When Will You Marry Me? #3







* * *


Gracia terduduk mendengar nada putus dari seberang sana. Ditatapnya ponsel dengan sinar mata kosong. Erid tak menjawab pertanyaannya. Bahkan hubungan telepon itu putus begitu saja.

Apakah Mas Erid terlalu kaget sampai dia pingsan?

Gracia menelan ludah.

Tapi aku nggak dengar bunyi ‘gedebuk’ atau apa pun...

Kamis, 14 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #5





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #4


* * *




“Kamu jadi pulang?”

“Ya, Ma, langsung dari kantor.”

“Jangan terlalu malam ya?”

“Enggak, aku mau cabut jam 3.”

Rabu, 13 Mei 2015

[Cerpen Stripping] When Will You Marry Me? #2








* * *

Will you marry me, Grace?”

Gracia menatap jutaan bintang yang tak hentinya bergantian berkelip dalam mata Erid. Gema suara lembut Erid seolah berdentam menghantam gendang telinganya. Menimbulkan rasa nyeri luar biasa yang merambat hingga ke hatinya.


Selasa, 12 Mei 2015

[Cerpen Stripping] When Will You Marry Me? #1








Pesta ulang tahun itu sudah usai. Semua kekacauan kecil yang ditimbulkan oleh pesta itu sudah tak ada lagi bekasnya. Sisa kue tart sudah aman di dalam kulkas. Seisi rumah sudah rapi kembali. Dan Gracia pun menyeruput se-mug coklat hangatnya dengan nikmat.

“Belum tidur, Mbak?”

Kaget, Gracia menengok ke arah pintu dapur. Vita menghadiahinya seulas senyum. Gracia membalasnya dengan tulus.

Senin, 11 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #4






Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #3


* * *


Hujan deras selalu membuat hati Lea was-was. Apalagi langit sudah gelap, dan Steve belum juga pulang. Lea menghela napas panjang.

Curahan hujan dari langit selalu menyentuh tepian trauma yang diam-diam disimpannya. Tentang sebuah kabar kelam. Ketika Piet dikabarkan mengalami kecelakaan mobil di tengah derasnya hujan. Dalam perjalanan pulang dari kantor Bogor. Dan nyawanya tak bisa diselamatkan.

Sabtu, 09 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #3




Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #2

* * *


Anna membereskan alat-alat yang baru saja selesai dipakai Jemmy. Jemmy meneguk kopi panasnya dengan nikmat.

“Lusa aku libur ah, An,” ucap Jemmy.   

“Lho, yang udah terlanjur bikin janji gimana dong, Bang?” Anna menoleh sekilas.

“Aku udah hubungin Shana. Dia mau gantiin aku.”

“Ooo...”

“Ikut yuk, An!”

Kamis, 07 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #2





Kisah sebelumnya : Rinai Renjana Ungu #1


* * *

Pelan-pelan Steve mengemudikan mobilnya. GPS di dashboard sudah dimatikannya sejak tadi. Entah kenapa suara pemandu di GPS itu selalu membuatnya pusing sendiri. Daripada konsentrasi mengemudinya pecah dan bisa berakhir dengan celaka, lebih baik dimatikannya saja perangkat itu. Dia lebih mengandalkan GPS yang ada di ponselnya walaupun konsekuensinya dia harus berkali-kali menepikan mobil dan berhenti sejenak untuk memeriksa ulang rutenya.

Senin, 04 Mei 2015

[Cerbung] Rinai Renjana Ungu #1






Denting bel pintu membuat Anna mengangkat wajahnya. Seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap melangkah masuk. Sekilas Anna melihat Tikno dan Suri sedang sibuk melayani pelanggan yang sudah datang lebih dulu. Anna pun memutuskan untuk meninggalkan mejanya.

“Selamat siang, Pak. Ada yang bisa dibantu?” sapanya ramah.